Saya masih ingat beberapa tahun lalu sangat anti dengan yang namanya produk dari brand Samsung. Katakanlah, ketika teman teman saya menggunakan Galaxy Nexus beberapa tahun silam, saya malah menggunakan smartphone Sony Ericsson. Alasannya cukup simple, karena saat itu, di mata saya brand samsung tidak terlihat cukup worth it menurut saya untuk dibeli jika dilihat dari spesifikasi yang ditawarkan dengan harga yang dipasang.
Tetapi ketika Samsung meluncurkan A – series beberapa waktu lalu, saya langsung menjadikan samsung sebagai incaran utama di tahun ini. Tak tanggung tanggung, samsung meluncurkan berbagai macam tipe mulai dari A10, A20, A30, A50, A70, dan A80. Dan pilihan utama saya jatuh kepada Galaxy A50.
Unboxing
Kotak pembungkus smartphone ini cukup simple, dengan dominan warna putih dan gambar smartphone dengan tulisan A50 yang cukup besar di satu sisi sudah cukup menunjukkan bahwa isi dari kotak ini adalah smartphone yang dimaksud. Ditambah tulisan Samsung yang berada di pojok kiri atas box untuk menunjukkan brand dari smartphone ini. Sisi samping box terlihat lebih simple lagi dengan hanya tulisan Samsung dengan border garis garis. Sementara itu, di bagian belakang box tertulis spesifikasi detail smartphone ini, simple sekali. Good Job, Samsung!
Kejutan tiba ketika box dibuka. Terlihat smartphone dengan lapisan plastik bertuliskan “Lebih Mudah Pakai Samsung” disertai dengan penjelasan kemudahan menggunakan smartphone Samsung dalam bahasa Indonesia tentunya. Sementara di bawah smartphone diletakkan kitab kitab beserta accesories berupa kabel usb type C, Charger, dan earphone (dapat earphone guys!).
Spesifikasi
Brand | Samsung |
---|---|
Jaringan | GSM / HSPA / LTE |
Sistem Operasi | Android 9 (Pie) |
Prosesor | Exynos 9610 Octa (10nm), Octa-core (4×2.3 GHz Cortex-A73 & 4×1.7 GHz Cortex-A53) |
GPU | Mali-G71 MP2 |
RAM | 4 GB |
ROM | 64 GB |
Ukuran Layar | 6.4 inch |
Tipe Layar | Super AMOLED Infinity-U capacitive touchscreen, 16M colors |
Resolusi Layar | 1080 x 2340 pixels |
Kamera Belakang |
25 MP, f/1.7, PDAF |
Kamera Depan | 25 MP, f/2.0 |
Fitur Kamera | LED flash, panorama, HDR |
Audio |
Loudspeaker: Yes |
WLAN | Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, dual-band, WiFi Direct, hotspot |
Bluetooth | 5.0, A2DP, LE |
GPS | A-GPS, GLONASS, GALILEO, BDS |
Sensor | Fingerprint (under display), accelerometer, gyro, proximity, compass, ANT+ |
Baterai | 4000 mAh |
Pengisian Daya | Fast battery charging 15W |
Slot Memori Eksternal | Dedicated MicroSD Slot |
Sim Card | Dual Nano SIM |
Berat | 166 gr |
Dimensi | 158.5 x 74.7 x 7.7 mm |
Lainnya | USB: 2.0, Type-C 1.0 reversible connector |
Review
Fisik
Samsung A50 yang saya beli merupakan variant warna hitam. Seperti biasa, terdapat tiga tombol fisik yang ditempatkan di sisi sebelah kanan, antara lain tombol power, volume up dan volume down. Di sisi bagian bawah terdapat port usb type C, lubang speaker, microphone serta jack audio 3.5mm. Di bagian atas hanya terdapat lubang mic kedua. Di sisi sebelah kiri, hanya terdapat tempat simcard dan microsd. Smartphone ini menggunakan dual slot nano sim + microsd, jadi tidak perlu gantian ketika menggunakan dua nomor dan microsd secara bersamaan.
Hal yang menarik dari fisik A50 variant warna hitam adalah gradasi warna hitamnya yang terlihat glossy seperti kaca pada sisi belakang smartphone. Tapi entah kenapa saya kurang suka dengan model seperti ini sehingga akhirnya saya pasangi case polos.
Camera
Untuk kamera, sepertinya pengguna dimanjakan dengan seri A50 ini. Terdapat tiga buah kamera di bagian belakang yang terdiri dari satu kamera utama berukuran 25MP (F1.7) , satu buah kamera untuk bokeh berukuran 5MP (F2.2), dan satu buah kamera ultra wide berukuran 8MP. Sementara satu buah kamera selfie berukuran 25MP berada di depan.
Untuk foto, rasanya sudah tidak perlu diragukan lagi kualitasnya. Foto di siang hari oke, foto di malam hari juga masih terlihat cukup tajam dengan kamera utama smartphone ini. Jika dirasa cangkupan foto yang ditangkap kurang luas, cukup aktifkan kamera ultra wide, otomatis lebar tangkapan fotonya semakin luas.
Sample Photo
Untuk video, sayangnya jika menggunakan aplikasi kamera bawaan dari smartphone ini hanya dapat merekam dengan maksimum resolusi 2336 x 1080 pixel. Tetapi sebenarnya, smartphone ini dapat merekam video hingga resolusi 4K. Cukup install dari Google Play Store, misalnya OpenCamera.
Satu hal yang kurang adalah, perekaman untuk 60fps entah mengapa hanya terdapat pada resolusi 720p. Padahal secara spesifikasi, processor Exynos 9610 yang tertanam pada smartphone ini bisa merekam hingga 240fps.
Baterai
Untuk penggunaan harian, baterai 4000maH yang tertanam pada smartphone ini sangat mumpuni untuk dipakai aktivitas ringan seperti scroll scroll social media, buka aplikasi chat, serta untuk membaca komik di webtoon dan ciayo. Biasanya, saya full charge di pagi hari, baru habis pada malam hari, terkadang saya malah baru charge lagi di keesokan harinya.
Untuk charging nya sendiri menggunakan fast charging dengan charger bawaannya. Untuk charge penuh membutuhkan waktu 1 – 2 jam. Lebih cepat dari smartphone lain.
Gaming
Untuk gaming sendiri, smartphone ini cukup mumpuni dipakai untuk main game sekelas Mobile Legend, PUBG, hingga Honkai impact 3. Bahkan, pada Mobile Legend sendiri cukup stabil di 60fps. Tidak terasa lag sedikitpun saat bermain game game mainstream.
Security
Cukup banyak sistem keamanan yang diterapkan pada Samsung A50 ini. Untuk Lock Screen sendiri dapat memilih antara Face unlock, In Display Fingerprint, Pattern Lock, serta Password.
Kekurangan
Beberapa hal yang menjadi kekurangan dari smartphone ini adalah sebagai berikut:
- Pada bagian kamera, perekaman 60fps hanya dapat dilakukan pada resolusi 720p
- Tidak terdapatnya NFC
- Response sensor In Display Fingerprint terasa lebih lambat dari fingerprint konvensional / fisik
Kesimpulan
Smartphone ini sangat cocok dipakai oleh anak muda yang memiliki hobi di dunia fotografi dan videografi karena kamera yang disematkan pada smartphone ini sangat mumpuni untuk memotret pada siang ataupun malam hari. Selain itu, smartphone ini juga cocok dipakai oleh usia usia produktif yang sering berkomunikasi melalui chatting dan sosial media tanpa khawatir akan kehabisan baterai.