Pagi ini,seperti hari minggu yang lalu, aku sempatkan diri membaca surat kabar yang biasa kubeli di pasar saat mengantarkan ibu tersayang berbelanja. Banyak juga berita menarik minggu ini, seperti halnya masalah PSB (Penerimaan Siswa Baru) SMA secara Online yang mengalami sedikit masalah. Ada juga berita dari PLN tentang pemadaman listrik yang akan dilakukan secara bergilir, dan masih banyak lagi berita lainnya yang tidak kalah menariknya.

Diantara semua berita itu, ada satu berita yang menurut saya (mungkin juga bagi hampir seluruh penduduk Surabaya) sangat mengejutkan dan aneh.“…Pemerintah pusat mengganjar Surabaya sebagai kota besar yang udaranya paling bersih se-Indonesia……Dibawah Surabaya, menyusul Denpasar, Jakarta Utara, Makassar, dan Yogyakarta…”, demikianlah kutipan berita yang kubaca. Aku langsung tersentak dan bertanya tanya dalam hati kecil ini, apa tidak salah penghargaan yang diberikan oleh pemerintah pusat yang menyatakan Surabaya merupakan kota dengan udara paling bersih?

Menurutku, pemerintah pusat salah dalam menilai hal tersebut. Surabaya (maaf, bukan maksud untuk menurunkan martabat kota tanah kelahiranku ini) merupakan kota yang penuh dengan polusi. Apalagi di daerah padat lalu lintas sekitar HR.Muhamad hingga Wonokromo, serta daera Simo dan Kupang yang selalu penuh sesak kendaraan bermotor sehingga menimbulkan polusi udara. Dan jika dibandingkan dengan kota kota lain, udara Surabaya justru lebih panas dan kotor.
Yang paling membuatku bingung adalah mengapa pemerintah pusat mengganjar Surabaya dengan title sebagai Kota besar dengan udara paling bersih? Jika hal itu dimaksudkan untuk memotivasi warga Surabaya agar lebih memperhatikan kebersihan dan kehijauan Surabaya, aku mendukungnya. Tapi jika berita ini hanya dimanfaatkan oleh pemerintah local hanya untuk mencari pamor semata, hal itu yang jangan sampai terjadi…..

Hidup terus untuk Surabaya, Tetaplah ‘Bersih dan Hijau’