Akhirnya saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu destinasi wisata Bukit Jadih (lebih tepat disebut tambang kapur) yang berada di Pulau Madura. Berangkat dari Gedung Graha Pena Surabaya, saya menuju Madura bersama teman teman kantor menggunakan mobil salah seorang teman. Kami berangkat sekitar pukul 07.00 untuk menghindari kemacetan kota di akhir pekan. Perjalanan menuju Bukit Jadih yang terletak di kecamatan Socah, Bangkalan, ditempuh dalam waktu sekitar satu jam perjalanan darat dari Surabaya.
Berbekal GPS dan berbagai macam canda gurau selama perjalanan, akhirnya kami sampai di Bukit Jadih (Jaddih Hills) setengah jam lebih lama. Hal ini dikarenakan jalan yang ditunjukkan Google Maps ternyata harus melewati jalanan setapak bukan aspal yang bergelombang sehingga kami harus berputar melewati jalan yang lebih jauh. Kesan pertama saya setelah sampai di tempat ini adalah, “Ini benar benar Tambang Kapur!”. Ya. Bukit Jadih merupakan sebuah lokasi pertambangan kapur yang baru baru ini menjadi lokasi wisata. Tempat ini awalnya merupakan sebuah gundukan batu kapur besar seluas 500 hektar yang kemudian ditambang dan dijadikan mata pencaharian bagi warga sekitar. Bahkan, alat alat berat untuk menambang kapur masih terlihat disini. Segala aktivitas penambangan kapur pun masih aktif disini.
Biaya masuk ke Bukit Jaddih adalah (masih) gratis, akan tetapi setiap kali memarkir mobil, dikenakan biaya Rp. 10.000,-. Sesaat setelah keluar dari mobil, hawa panas sangat terasa sekali meskipun masih pukul 09.00 pagi. Mungkin karena terdapat hamparan padang gersang yang luas sehingga menambah suhu panas di tempat ini. Meskipun begitu, tempat ini menjadi favorit untuk foto foto. Ada beberapa orang sedang melakukan foto prewedding dan satu rombongan anak sekolah berfoto untuk album kenangan. Kami pun tidak mau kalah.
Puas berfoto di lokasi gersang, kami kembali ke dalam mobil dan menuju lebih ke puncak bukit. Sekali lagi, kami memarkir mobil dan dikenai biaya Rp. 10.000,-. Di lokasi ini, terdapat wilayah yang sangat kontras sekali dengan tempat sebelumnya. Terdapat dataran yang sangat hijau serta bebatuan kapur yang sangat nyaman untuk dipandang. Sekilas, tempat ini nampak seperti dataran tinggi di wilayah eropa.
Di lokasi ini cukup banyak spot untuk melakukan pemotretan. Karena cukup banyak, saya sampai bingung foto mana saja yang akan saya share. Dari wilayah padang gersang seperti di Timur Tengah, hingga dataran tinggi seperti di eropa, Bukit Jadih menjadi salah satu tempat yang diburu para wisatawan untuk berfoto ria. Sayangnya, di tempat ini sudah terdapat beberapa sampah yang tercecer merusak pemandangan.
Di Bukit Jaddih juga terdapat kolam renang dengan sumber air alam, sayangnya kali ini tidak sempat mampir karena sudah cukup kepanasan.Tak terasa sudah 2 jam kami berada di Bukit Jaddih. Matahari sekarang sudah cukup terik dan suhu makin panas. Kami memutuskan untuk kembali ke Surabaya setelah mampir makan siang di Bebek Sinjay tentunya.
Tips dari saya bagi teman teman yang ingin mengunjungi Bukit Jaddih:
- Usahakan sampai di lokasi pagi hari atau sore hari, karena suhu di tempat ini sangat panas.
- Kunjungilah tempat ini saat cuaca sedang cerah, karena pemandangannya akan sangat bagus.
- Jangan lupa membawa air minum karena masih jarang penjual minuman di lokasi
Secara garis besar, wisata ini sangat berpotensi di masa depan. Tinggal bagaimana pemerintah setempat dapat mengelola tempat ini sehingga ke depannya tempat ini dapat menjadi salah satu wisata andalan di Bangkalan.