Beberapa waktu lalu, saya memutuskan untuk membeli sebuah komputer PC sebagai mesin baru daripada membeli sebuah unit laptop generasi terbaru. Ada banyak pertimbangan yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk memakai PC sebagai mesin utama dalam pekerjaan saya ke depannya. Hal yang paling utama adalah saya ingin mengurangi intensitas ‘bekerja’ ketika sedang berada di luar ruangan. Selain itu, kali ini saya ingin memakai komputer yang upgradable di seluruh bagian dalam sehingga dapat mendukung pekerjaan dalam jangka waktu 5 – 10 tahun ke depan dengan biaya yang lebih murah dibandingkan membeli laptop baru.
Setelah saya memutuskan berpindah menggunakan PC, ada beberapa hal yang menjadi pemikiran saya selanjutnya yang akan saya jelaskan berikut ini.
Intel vs AMD
Hal inilah yang menjadi pemikiran utama sebelum saya membeli sebuah PC. Apakah saya akan menggunakan processor Intel atau AMD untuk mesin saya selanjutnya. Awalnya, saya ingin tetap menggunakan processor Intel i5 atau Intel i7 generasi Coffee Lake dimana pada saat artikel ini ditulis merupakan processor generasi terbaru dari intel. Akan tetapi, setelah menghitung biaya merakit PC untuk processor intel generasi terbaru yang mana jika ditotal untuk kebutuhan pekerjaan desain dan programming mencapai 15 juta rupiah, maka saya mengurungkan niat menggunakan intel sebagai PC selanjutnya dan berpaling menggunakan processor AMD kali ini.
Processor yang saya pakai untuk PC ini menggunakan AMD Ryzen 5 2400G dimana adalah sebuah APU unit yang memiliki integrated GPU Radeon Vega 11. Artinya, sementara waktu saya tidak perlu membeli GPU yang harganya saat ini melonjak tinggi akibat penggunaannya sudah bergeser menjadi mesin mining bitcoin. Processor ini setara dengan Intel i5 generasi terbaru dengan harga yang jauh lebih murah. Ditambah lagi processor ini sudah support teknologi virtualization sehingga membuat saya mantab untuk berpaling kali ini.
Spesifikasi
Setelah memutuskan menggunakan AMD, saya langsung searching komponen komponen yang diperlukan untuk merakit sebuah PC dengan processor AMD Ryzen. Pada saat saya merakit PC ini, Ryzen 5 2400G baru saja release sehingga sedikit susah mencari motherboard yang compatible dengan processor yang membutuhkan socket AM4 ini.
- Motherboard Gigabyte A320M-S2H
- Processor AMD Ryzen 5 2400G
- Kingston HyperX Fury 2 x 8 GB
- HDD Seagate 1 TB
- TP-Link TL-WN723N Wireless adapter
- Bluetooth Adapter
- Asus DVD RW
- PCI-e to SATA Adapter (2 x Sata port)
- Keyboard Gaming NYK K-06
- Casing Ace Power Gaming Edition
- 3 x CPU Fan 12 cm
- Power Supply Ace Power 425 watt
Selain itu, saya menggunakan beberapa device bekas yang saya pakai sebelumnya untuk menghemat biaya. Antara lain:
- 2 x SSD 256 GB
- 1 x HDD 1TB
- Dual Monitor FHD Resolution
- UPS APC 625 watt
- Mouse Logitech M331 wireless
- Logitech X-50 Bluetooth Speaker
Biaya
Untuk mesin PC dengan spesifikasi seperti yang saya sebutkan tadi, saya mengeluarkan biaya di kisaran 7 juta rupiah. Tentunya, dengan catatan saya tidak mengeluarkan uang untuk membeli SSD dan monitor karena sudah memiliki SSD dan monitor yang dapat saya gunakan kembali.
Setup PC
Setelah semua komponen selesai dirakit, selanjutnya adalah melakukan setup software pada PC ini. Awalnya saya ingin menggunakan Ubuntu, akan tetapi mengingat kompatibilitas dengan Ryzen yang tidak stabil maka saya kembali menggunakan Microsoft. Saya menggunakan Windows 10 Pro Edition (original tentunya) dan saya install pada salah satu SSD yang terpasang pada PC. Hal ini berpengaruh pada kecepatan booting serta kecepatan process berbagai macam aplikasi saat dipakai nanti dibandingkan menginstall Windows 10 pada harddisk konvensional. Untuk software lain serta game, saya install pada SSD lainnya sehingga proses loading aplikasi akan lebih cepat pula. Harddisk saya gunakan untuk menyimpan berbagai macam arsip foto dan video serta arsip dokumen dokumen project yang sedang dikerjakan.
Testing Software
Startup Software
Booting Windows 10 hanya memerlukan waktu dibawah 5 detik, serta proses login hingga system siap dipakai hanya memerlukan waktu beberapa detik saja. Pada saat startup, system otomatis menjalankan beberapa aplikasi di background, antara lain Docker, Google Drive, Radeon Setting, Fuji PC AutoSave, Logit
ech Software, SyncBackPro, serta Exif Launcher.
Programming
Untuk kebutuhan programming, saya sangat puas dengan kinerja Ryzen. Visual Studio Code terbuka dengan sangat cepat, tidak ada lag saat penggunaan sama sekali, serta compiling docker cukup terbilang sangat lancar. Untuk penggunaan Android Studio yang terbilang sangat berat pun, pada PC ini bisa dibilang, lancar.
Photoshop
Tidak usah ditanya lagi, photoshop terbuka kurang dari 5 detik. Biasanya, memerlukan waktu sekitar 10 – 15 detik sampai photoshop siap digunakan. Untuk pemakaian ketika sedang editing dengan ukuran A4 pun, tidak ada lag yang berarti.
Adobe Premiere
Editing Video menggunakan Adobe Premiere terbaru sangat lancar. Untuk rendering bisa dibilang so – so yang artinya lebih cepat sedikit dibandingkan ketika saya menggunakan intel i5 sebelumnya. Tetapi untuk generating preview dan editing project cukup lancar tanpa adanya lag yang berarti.
Gaming
Untuk gaming, game terberat yang saya mainkan mungkin adalah Warframe. Pada settingan High, Warframe dapat dimainkan tanpa lag pada resolusi HD. Pada game lainnya, Cities: Skyline dimana penduduk sudah diatas 50000, terdapat sedikit lag, dan suhu processor meningkat.
Rencana Upgrade
Untuk saat ini tidak ada rencana bagi saya untuk melakukan upgrade karena konfigurasi yang saya gunakan pada PC ini sudah lebih dari cukup untuk melakukan pekerjaan pekerjaan programming, desain, serta video editing. Tetapi tidak menutup kemungkinan saya akan menambahkan GPU yang lebih powerful ketika pekerjaan pekerjaan seperti video editing membutuhkan resolusi 4K. Saya juga ada rencana mengganti RAM dengan ukuran 32GB, tidak dalam waktu dekat tentunya.