loader image

Cerita Mudik 2015 (part 1)

By.

min read

Share

Seperti pada tahun tahun sebelumnya,  mudik ke Ponorogo menjadi satu aktivitas yang sayang untuk dilewatkan. Untuk tahun ini, mudik dilakukan pada H-1 lebaran dengan mengendarai mobil pribadi. Ibu selalu mempersiapkan segala keperluan mudik dengan sangat lengkap. Mulai dari handuk, pakaian untuk beberapa hari, hingga jajanan untuk dimakan selama perjalanan. Dan seperti yang sudah diduga, semua barang bawaan itu cukup banyak, bahkan sampai harus melipat kursi belakang avanza agar dapat masuk semua ? . Bapak sendiri sibuk mempersiapkan diri untuk menyetir mobil sampai ponorogo. Singkatnya, kami berangkat sore hari setelah packing dan membereskan rumah untuk ditinggal mudik selama beberapa hari.

http://www.beritatangerang.net/d-berita-tangerang?start=90
Ilustrasi Mudik – http://www.beritatangerang.net/d-berita-tangerang?start=90

Perjalanan mudik kali ini melewati jalan alternatif dari surabaya sampai ke mojoagung dikarenakan padatnya volume kendaraan di area sekitar by pass Krian. Jalan alternatif ini cukup ‘mulus’ untuk membuat mobil bergoyang ria dalam beberapa kilometer. Tak banyak yang dapat saya ceritakan disini, karena sepanjang perjalanan saya tertidur pulas akibat malam sebelumnya harus merapikan file file pekerjaan di laptop untuk dikerjakan setelah libur lebaran.

Kami sekeluarga sampai dengan selamat di Ponorogo setelah hampir tujuh jam perjalanan. Dan hal pertama yang ada di pikiran saya saat sampai di kota ini adalah, “Nasi Pecel”. Ya, langsung saja saya dan sepupu sepupu (mas dita, tian, dan mbak ani) jalan jalan malam menuju pecel pos yang cukup terkenal dan enak yang terletak tidak jauh dari rumah. Hanya sepuluh menit jalan kaki kami telah sampai, dan seperti biasa tempat ini selalu ramai dengan pecinta pecel bahkan sampai tengah malam sekalipun. Dan, setelah hampir setengah jam menunggu pesanan yang tak kunjung selesai, akhirnya batal makan nasi pecel malam itu. Sebagai gantinya, kami pulang ke rumah membawa gorengan yang beli tak jauh dari pecel pos. 🙁

Dan akhirnya, malam takbiran ini pun hanya nyamil gorengan sambil menunggu pagi tiba…..

-Bersambung-