Semalam tak tidur lebih dari 2 jam lagi, benar-benar kebiasaan buruk. Adapun untungnya, aku berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan klien lebih cepat pagi ini, hehe. Kemudian, seperti biasanya rutinitas di pagi hari kulaksanakan ialah memberikan pelayanan antar untuk ibu. Ah, ada beberapa rencana yang akan aku lakukan hari ini, pertamanya ke mantan kampus dahulu untuk mengambil transkrip nilai. Padahal sudah lewat satu minggu, bahkan nilai belum aku ambil, haha. Tapi, sebelum itu mampir dulu ke tempat kost rhan ambil beberapa barang titipan dan sekedar menyapa (saat-saat ia akan pergi ke Jakarta).
Oke, balik lagi ke cerita. Setelah melakukan pengambilan transkrip nilai selama tiga tahun kuliah di PENS, tiba-tiba hari ini ingin makan di McDonalds. Akhirnya, aku putuskan makan di daerah nginden di McD Plaza Marina Surabaya. Pilihanku adalah paket panas spesial campur telor + nasi ekstra, lumayan lapar soalnya hari ini. Ngomong-ngomong, makan di tempat seperti ini cukup menguras kocek juga. Bayangkan satu porsi hampir seharga 2 porsi di tempat makan biasa (red: warung). Ah, sesekali tak apa-apalah setelah pikiran diterpa badai logika bersama captivate, AS3, dan photoshop. Setelah pesanan datang, langsung aku mencari tempat yang nyaman untuk makan, yang ada colokan untuk laptop dan kursi sofa, di pojok-pojok, ada pemandangan cewek cantik, halah, pokoknya nantinya bisa untuk ngenet nyaman. “Hmm”, gumamku, “padahal sudah jam makan siang, tapi cukup sepi juga tempat ini”. Tapi sayangnya, tempat yang sudah aku incar awal-awal ternyata sudah ada yang nempati. Akhirnya, aku pilih tempat duduk di dekat jendela dan toilet, sangat strategis sekali, hehehe…
Dengan lahap aku menyantap makanan yang kupesan tadi. Kubuka perlahan nasi yang dibentuk seperti roti burger lalu kumakan dari sisi pinggir tanpa membuka seluruh pembungkusnya. Kemudian ayam lalu telur goreng setengah matang kumakan dengan lahapnya. Beberapa saat kemudian, habislah seporsi makanan yang ada di hadapanku, tersisa satu gelas minuman soda. Aku langsung menyingkirkan bekas makanan tersebut ke meja sebelahku kemudian langsung buka Mac dan ngecek beberapa status facebook teman-teman dan email yang masuk.
Beberapa saat aku melangkah di dunia maya, tiba-tiba dari sampingku muncul sosok tua yang sedang memesan di meja kasir. Dilihat dari parasnya, sepertinya beliau sosok yang sederhana. Dilihat dari wajahnya, kira kira umurnya sekitar 50-60 tahun. Badannya kurus tapi anehnya entah kenapa pahanya begitu besar. Gaya berpakaiannya pun sangat sangat sederhana. Ia menggunakan kemeja kotak kotak kusam lengan pendek dan celana kain warna abu abu dilengkapi dengan sandal jepit warna hijau. Jika dilihat dari penampilannya, sulit bagiku untuk menilai siapa beliau. Apakah beliau seorang yang biasa-biasa saja, ataukah mungkin beliau seorang yang hebat tapi dengan sosok yang sederhana? Ahhh…
Sesekali aku lirik meja tempat beliau makan yang berada dua meja di depanku untuk sekedar memperhatikannya. Karena di tempat seperti ini, sosok beliau yang sederhana sangatlah mencolok. Secuil demi secuil Ayam dimakan dengan lahap, tak lupa dengan nasi yang juga beliau pesan. Entah mengapa, aku penasaran dengan beliau. Ah, dia menatap ke arahku di sela lamunanku, salah tingkah dah. Oh, ternyata dia tersenyum sembari menatap mataku. Akupun balas dengan tersenyum balik ke arahnya. Sungguh sosok yang ramah pula.
Makanan yang ada di mejanya pun beberapa saat kemudian habis. Beliau istirahat sejenak untuk mengatur ritme di dalam perutnya sambil melihat sekeliling. Beberapa saat kemudian, sepertinya beliau hendak pulang, tapi tunggu dulu, ada yang aneh. Beliau membawa bekas tempat makan ayam tadi bersamanya. Pandanganku pun tertuju ke beliau. Di saat semua orang yang makan membiarkan tempat bekas makan di meja seusai makan, beliau malah membawanya dan membuangnya di tempat sampah. Setelah itu beliau ke toilet untuk membersihkan tangan kemudian tak terlihat lagi dari pandanganku. Sungguh peristiwa yang jarang aku saksikan di tempat seperti ini bahwa pelanggan membuang bekas tempat makan ke dalam tempat sampah. Sayangnya, aku tak sempat berbincang dengan bapak itu untuk mencari tahu siapa beliau.
Semoga suatu saat nanti akan bertemu kembali…..
Copyright: andikurnia@2012