Saya akan melanjutkan cerita ketika berkunjung ke kota Blitar beberapa waktu yang lalu yang saya tulis pada Berakhir Pekan di Kota Blitar (Part. 1). Istana Gebang yang saya dan kawan kawan kunjungi menyimpan banyak sekali sejarah tentang gaya hidup keluarga Soekarno pada zamannya. Puas mengunjungi Istana Gebang, saya dan kawan kawan bertolak ke daerah selatan, tepatnya di kawasan Bukit Bunda.
Bukit Bunda
Bukit Bunda terletak di sisi selatan dari kota Blitar, tepatnya di Desa Dawuhan, kecamatan Kademangan, kabupaten Blitar. Bukit yang merupakan bekas penambangan kapur ini menjadi salah satu wisata yang baru dikembangkan di kabupaten Blitar.
Pengunjung dapat menikmati berbagai macam aktivitas di kawasan ini seperti outbond, offroad mobil dan motor, panjat tebing, dan tak lupa berfoto foto ria di berbagai spot yang tersedia. Mungkin karena tempat ini masih tegolong baru, sehingga masih banyak jalan setapak yang masih belum di paving / aspal, tetapi rata rata sudah nyaman untuk dilalui. Saran saya adalah, langsung ke puncak terlebih dahulu dan menikmati foto foto sambil menuruni bukit saat kembali.
Puas berfoto foto di berbagai spot di kawasan ini, rasa lapar mulai melanda. Jangan khawatir, karena di dalam kawasan Bukit Bunda ini terdapat kantin, maksud saya rumah makan lesehan yang juga terdapat fasilitas panggung karaoke. Menu menu yang ditawarkan disini rata rata adalah makanan makanan khas Blitar dan berbagai macam makanan ringan, seperti Nasi Pecel, Urap urap, Kare Ayam, Nasi Gurih, Nasi Jagung, Tahu Bakso, Gorengan, dll. Sayangnya, karena sudah lapar sekali, menu terlewat untuk difoto, hahaha.
Pada akhirnya, saya dan kawan kawan beristirahat sejenak di kawasan ini. Tempat ini ternyata sangat nyaman untuk digunakan sebagai tempat nongkrong sembari ngobrol santai ramai – ramai. Karena hari sudah mulai malam, kami sepakat untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi terakhir hari ini, cafe yang sedang nge-hits di kota Blitar, de Glasse, Gelato and Cofffe.
de Glasse, Gelato and Cofffe
Cafe ini terletak tidak jauh dari penginapan saya dan kawan – kawan (Hotel Patria Palace) yang berarti tidak jauh dari stasiun kota Blitar. Cafe yang sangat instagrammable ini menyediakan berbagai macam sajian kopi yang saya tidak begitu paham karena bukan pecinta kopi. Cafe ini juga menyediakan Pizza, olahan roti, hingga berbagai macam sajian es krim. Dan, ketika saya dan kawan kawan sampai di Cafe ini, kami cukup terkejut karena ternyata sangat ramai sekali. Antrian mengular di depan meja kasir. Untungnya kami masih mendapatkan tempat.
Harga makanan dan minuman di cafe ini tergolong murah jika dibandingkan dengan cafe cafe sejenis di Surabaya. Kami menikmati sajian coffee, ice cream dan pizza sembari diskusi pantai mana saja yang akan kami kunjungi esok hari. Satu jam berada di cafe ini membuat kami memutuskan untuk kembali ke penginapan beristirahat mempersiapkan tubuh untuk jalan di keesokan hari.
Sebelum tidur, saya sempat dikunjungi oleh kawan lama, panduaji.net, yang sekarang memiliki bisnis PaluGada (Apa Lu Mau Gua Ada) sehingga kebiasaan nongkrong hingga tengah malam menjadi tak terelakkan. Lobi penginapan menjadi saksi bisu obrolan ngalor ngidul saya, panduaji, serta seorang kawan, mas @bennygondrong dari berkembangnya bisnis wisata di Blitar, perjalanan ke Jepang, hingga obrolan bisnis kacang goreng yang ternyata sangat diminati di berbagai penjuru kota.
Masih banyak lagi yang akan saya ceritakan dari trip kali ini di kota Blitar. Pantai pantai di kabupaten Blitar memiliki pesona yang tak kalah dari pantai pantai selatan yang sudah terkenal di beberapa kota lain. Sampai jumpa di postingan selanjutnya! 🙂